Powered By Blogger

Minggu, 13 Maret 2011

Kebudayan Sunda


KEBUDAYAAN SUNDA

1.      SEJARAH
Sunda sebagai nama kerajaan kiranya baru muncul pada abad ke- 8 sebagai lanjutan atau penerus kerajaan Tarumanegara. Pusat kerajaannya berada disekitar Bogor, sekarang. Sejarah Sunda mengalami babak baru karena arah pesisir utara di Jayakarta (Batavia) masuk kekuasaan kompeni Belanda sejak (1610­) dan dari arah pedalaman sebelah timur masuk kekuasaan Mataram (sejak 1625).
Menurut RW. Van Bemelan pada tahun 1949, Sunda adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menamai dataran bagian barat laut wilayah India timur, sedangkan dataran bagian tenggara dinamai Sahul. Suku Sunda merupakan kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indeonesia. Yaitu berasal dan bertempat tinggal di Jawa Barat. Daerah yang juga sering disebut Tanah Pasundan atau Tatar Sunda.

2.      LETAK GEOGRAFIS
Secara cultural daerah Pasundan di daerah timur dibatasi oleh sungai-sungai Cilosari dan Citanduy, yang merupakan perbatassan bahasa. Wilayah ini sendiri memiliki luas 55.390 km² serta terdiri atas 20 kabupaten. Tanah Pasundan ini dikenal karena iklimnya yang sejuk dan keindahan panoramanya. Berada di daerah dataran tinggi dengan curah hujan tinggi sehingga kesuburan tanahnya tidak diragukan lagi. Pada tahu 1998, suku Sunda berjumlah kurang lebih 33 juta jiwa, kebanyakan dari mereka hidup di Jawa Barat. Nama mereka sering dianggap sebagai orang Sundan di Afrika dan salah dieja dalam ensiklopedia. Beberapa koreksi ejaan dalam komputer juga mengubahnya menjadi Sudanese.

3.      IDENTIFIKASI
Secara antropologi budaya dapat dikatakan ,bahwa yang disebut suku sunda adalah orang – orang yang secara turun temurun menggunakan bahasa – ibu bahasa sunda serta dialeknya dalam kehidupan sehari – hari, dan berasal serta bertempat tinggal di daerah jawa barat. Secara kulturel daerah pasundan itu di sebelah timur dibatasi oleh sungai – sungai cilosari dan citanduy, yang merupakan perbatasan bahasa . bahasa sunda dipakai secara luas dalam masyarakat di jawa barat. Di pedesan bahasa pengantar adalah bahasa sunda, sedangkan di kota – kota bahasa sunda terutama di gunakan dalam lingkungan keluarga.
Disamping bahasa sunda sebagai ientitas kesundaan ,ciri kepribadian orang sunda adalah, bahwa orang sunda sangat mencintai dan menghayati keseniannya. Dari bahasa dan keseniannya, dan dari sikapnya sehari – hari dapat kita gambarkan tipe ideal orang sunda sebagai orang yang optimis, suka dan mudah gembira,yang memiliki watak yang terbuka, tetapi jga memiliki sifat perasa, sehingga tampak orang yang sedang pundung.tentunya gambaranan ini sangat bersifat umum.

4.      BAHASA
Bahasa Sunda juga mengenal tingkatan dalam bahasa, yaitu unda-usuk bahasa untuk membedakan golongan usia dan status sosial antara lain yaitu :
a.       Bahasa Sunda lemes (halus) yaitu dipergunakan untuk berbicara dengan orang tua, orang yang dituakan atau disegani.
b.      Bahasa Sunda sedang yaitu digunakan antara orang yang setaraf, baik usia maupun status sosialnya.
c.       Bahasa Sunda kasar  yaitu digunakan oleh atasan kepada bawahan,atau kepada orang yang status sosialnya lebih rendah.
Namun demikian, di Serang, dan Cilegon, bahasa Banyumasan (bahasa Jawa tingkatan kasar) digunakan oleh etnik pendatang dari Jawa.

5.      DESA DI JAWA BARAT
Desa di jawa barat dapat dilihat sebagai satu kesatuan administratif terkecil, yang meliputi tingkat yang paling bawah dalam susunan pemerintahan nasional. Sebagai suatu kesatuan administrative suatu desa mempunyai suatu sistem  pemeritahan desa, yang mengurus rumah tangga desa. Diseluruh jawa barat sistm pemerintahan desa itu pada garis besarnya sama, hanya pada dalam hal penyabutan pejabat – pejabatnya terdapat beberapa perbedaan
Sebagai suatu kesatuan hidup di wilayah tertentu atau kesatuan tertentu yang di dalam ilmu antropologi di sebu komuniti (community), maka desa asli di jawa barat  itu mempunyai beberapa sifat yang umum, orang hidup dari pertanian dengan teknologi lama, karena sebagian besar penduduk lahir di tempat itu dan karena jumlah penduduk asli di jawa barat itu biasanya tidak melebihi tiga – empat ribu jiwa, maka orang masih saling kenal mengenal dan bergaul sebagai orang yang saling mengetahui latar belakangnya masing- masing.
6.      KESENIAN DAN KEBUDAYAAN SUNDA
a.       Wayang Golek

Wayang Golek merupakan kesenian tradisional dari Jawa Barat yaitu kesenian yang menapilkan dan membawakan alur sebuah cerita yang bersejarah. Wayang Golek ini menampilkan golek yaitu semacam boneka yang terbuat dari kayu yang memerankan tokoh tertentu dalam cerita pawayangan serta dimainkan oleh seorang Dalang dan diiringi oleh nyanyian serta iringan musik tradisional Jawa Barat yang disebut dengan degung.
b.       Jaipong
Jaipong merupakan tarian tradisional dari Jawa Barat, yang biasanya menampilkan penari dengan menggunakan pakaian khas Jawa Barat yang disebut kebaya, serta diiringi musik tradisional Jawa Bart yang disebut Musik Jaipong. Jaipong ini biasanya dimainkan oleh satu orang atau sekelompok penari yang menarikan berakan – gerakan khas tari jaipong.
c.        Degung
Degung merupakan sebuah kesenian sunda yang biasany dimainkan pada acara hajatan. Kesenian degung ini digunakan sebagai musik pengiring/pengantar.
Degung ini merupakan gabungan dari peralatan musik khas Jawa Barat yaitu, gendang, goong, kempul, saron, bonang, kacapi, suling, rebab, dan sebagainya.
d.      Calung
Calung adalah kesenian yang dibawakan dengan cara memukul/mengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa dengan pemukul/pentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yang khas.
Biasanya calung ini ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih. Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring nyanyian sunda atau pengiring dalam lawakan.
e.       Kuda Lumping
Kuda Lumping merupakan kesenian yang beda dari yang lain, karena dimainkan dengan cara mengundang roh halus sehingga orang yang akan memainkannya seperti kesurupan. Kesenian ini dimainkan dengan cara orang yang sudah kesurupan itu menunggangi kayu yang dibentuk seperti kuda serta diringi dengan tabuhan gendang dan terompet. Keanehan kesenian ini adalah orang yang memerankannya akan mampu memakan kaca serta rumput. Selain itu orang yang memerankannya akan dicambuk seperti halnya menyambuk kuda. Biasanya kesenian ini dipimpin oleh seorang pawang.
Kesenian ini merupakan kesenian yang dalam memainkannya membutuhkan keahlian yang sangat husus, karena merupakan kesenian yang cukup berbahaya.
f.        Pencak Silat
Pencak silat merupakan kesenian yang berasal dari daerah Jawa Barat, yang kini sudah menjadi kesenian Nasional.
Pada awalnya pencak Silat ini merupakan tarian yang menggunakan gerakan tertentu yang gerakannya itu mirip dengan gerakan bela diri. Pada umumnya pencak silat ini dibawakan oleh dua orang atau lebih, dengan memakai pakaian yang serba hitam, menggunakan ikat pinggang dari bahan kain yang diikatkan dipinggang, serta memakai ikat kepala dari bahan kain yang orang sunda menyebutnya Iket.
Pada umumnya kesenian pencaksilat ini ditampilkan dengan diiringi oleh musik yang disebut gendang penca, yaitu musik pengiring yang alat musiknya menggunakan gendang dan terompet.
g.      Kacapi Suling
Kacapi suling adalah kesenian yang berasal dari daerah Jawa Barat, yaitu permainan alat musik tradisional yang hanya menggunakan Kacapi dan Suling. Kacapi suling ini biasanya digunakan untuk mengiringi nyanyian sunda yang pada umumnya nyanyian atau lagunya dibawakan oleh seorang penyanyi perempuan, yang dalam bahasa sunda disebut Sinden.
h.       Reog

Di daerah Jawa Barat terdapat kesenian yang disebut Reog, kesenian ini pada umumnya ditampilkan dengan bodoran, serta diiringi dengan musik tradisional yang disebut Calung. Kesenian ini biasanya dimainkan oleh beberapa orang yang mempunyai bakat melawak dan berbakat seni. Kesenian ini ditampilkan dengan membawakan sebuah alur cerita yang kebanyakan cerita yang dibawakan adalah cerita lucu atau leluco





7.      PAKAIAN ADAT KHAS JAWA BARAT
Suku sunda mempunyai pakaian adat/tradisional yang sangat terkenal, yaitu kebaya. Kebaya merupakan pakaian khas Jawa Barat yang sangat terkenal, sehingga kini kebaya bukan hanya menjadi pakaian khas sunda saja tetapi sudah menjadi pakaian adat nasinal. Itu merupakan suatu bukti bahwa kebudayaan daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional.

8.      MATA PENCAHARIAN DI JAWA BARAT
Mata pencaharian pokok masyarakat Sunda adalah
1.Bidang perkebunan, seperti tumbuhan teh, kelapa sawit, karet, dan kina.
2.Bidang pertanian, seperti padi, palawija, dan sayur-sayuran.
3.Bidang perikanan, seperti tambak udang, dan perikanan ikan payau.
Selain bertani, berkebun dan mengelola perikanan (nelayan), ada juga yang bermata pencaharian sebagai pedagang, pengrajin, dan peternak
. Kehidupan perekonomian di jawa barat telah terlalu kompleks, dan mempunyai  berbagai macam aspek, dilihat dari sudut  kehidupan ekonomi, maka kota – kota merupakan pusat pengambilan bahan – bahan mentah dari daerah – daerah pertanian pedesaan  atau tempat – tampat transito bahan – bahan mentah untuk diteruskan kekota yang lebih besar, seperti Jakarta, Cirebon, cilacap dan sekitarnya, dan selanjtnya di ekspor ke leuar ,dengan perdagangan yang lebih impresif,kota merupakan pusat peredaran uang yang relative cepat dan dalam volume yang relative besar.

9.      SISTEM KEKERABATAN ORANG SUNDA
Sistem kekerabatan orang sunda di pengaruhi oleh adat yang di teruskan secara turun temurun oleh orang agama Islam. Karena agama islam telah lama di peluk oleh masyarakat sunda, maka susah kiranya memisahkan mana adat dan agama, dan biasanya kedua unsure tersebut terjalin erat menjadi adat kebiasaan dan kebudayaan orang sunda misalnya dilakukan baik secara adat maupun  secara agama islam, maka tampak sekali dalam upacara – upacara yang terpenting terdapat unsure agama dan adat.
Sistem kekerabatan yang digunakan adalah sistem kekerabatan parental atau bilateral, yaitu mengikuti garis keturunan kedua belah pihak orang tua. Pada saat menikah, orang Sunda tidak ada keharusan menikah dengan keturunan tertentu asal tidak melanggar ketentuan agama. Setelah menikah, pengantin baru bisa tinggal ditempat kediaman istri atau suami, tetapi pada umumnya mereka memilih tinggal ditempat baru atau neolokal. Dilihat dari sudut ego, orang Sunda mengenal istilh tujuh generasi keatas dan tujuh generasi ke bawah, antara lain  :
Ke atas :kolot, embah, buyut, bao, janggawareng, udeg – udeg, gantung siwur.
Ke bawah :anak, incu, buyut, bao, janggawareng, udeg – udeg, gantung siwur.

10.  KEHIDUPAN KEAGAMAAN ORANG SUNDA
Sebagain besar masyarakat suku Sunda menganut agama Islam, namun ada pula yang beragama kristen, Hindu, Budha, dll. Mereka itu tergolong pemeluk agama yang taat, karena bagi mereka kewajiban beribadah adalah prioritas utama. Contohnya dalam menjalankan ibadah puasa, sholat lima waktu, serta berhaji bagi yang mampu. Mereka juga masih mempercayai adanya kekuatan gaib. Terdapat juga adanya upacara-upacara yang berhubungan dengan salah satu fase dalam lingkaran hidup, mendirikan rumah, menanam padi, dan lain-lainnya.
Sejak tiga tahun yang terakhir ini, kehidupan agama masyarakat sunda di lakukan lebih itensif lagi, terutama dalam bidang penerangan agama. Tujuan  edukatifnya adalah memberikan petunjuk dan pelajaran agama bagi pegangan hidup keharmonian, di samping itu aspek lain dari penerangan agama adalah untuk ketahanan rokhaniah untuk menghadapi pengaruh – pengaruh ideology lain yang pada dasarnya atheistis seperti komumise yang sangat bertentangan dengan ajaran islam dan pancasila yang telah di terima oleh rakyat sebagai dasar kehidupan bernegara.

11.  PEMBANGUNAN DI JAWA BARAT
Sejak bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaannya, terjadi perubahan – perubahan sosial yang besar dalam masyarakat sunda, Di samping itu kemajuan dalam bidang pendidikan berjalan sangat cepat,sebelum perang dunia dua sebuah perguruan tinggi, yaitu skolah tinggi teknit hanya tedapat di bandung saja, maka sekarang ini di setiap ibu kota kabupaten terdapat universitas. Betapa besar pengaruh dari pada pendidikan itu pada mobilitas sosial, di samping itu alat – alat telekomunikasi dan alat – alat transportasi dan alat- alat penyiaran yang lain menyebabkan abanya mobilitas dalam masyarakat yang tinggi, sosial dan spiritual.
Sejak 1 april 1969, pemerintah telah permulaan daripada pelaksanaan rencana pembangunaan lima tahun, adapun pembangunan lima tahun di perinci menurut bidang – bidang dan menurut daerah. REPELITA tahun pertama meliputi tiga bidang besar, yaitu : bidang ekonomi, bidang sosial, bidang umum.




















DAFTAR PUSTAKA


Koentjaraningrat. 2002. Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta :   Djambatan

Reiza D. DienaputraBudaya Sunda, Antara Mitos dan Realitas. Artikel Pikiran Rakyat édisi 6 Méi 2005.

Sumber – sumber gambar : http// www. Kebudayaansunda.com


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Eko

Eko
kuliah